Senin, 31 Desember 2012

Evaluasi Tahunan

Assalamu'alaikum my blog...
Kembali ku menjambangimu dengan penuh suka cita...

Hari ini, hari terakhir di tahun 2012,
Yaah, memang waktu cepat berlalu...

Mmm... Evaluasi diri yuukk...!
Apa yang sudah kulakukan di 2012 ini, yang bermanfaat, yang berguna baik itu bagiku maupun bagi orang lain...
Okee... Aku mulai ya?

Minggu, 16 Desember 2012

Hijab Isn’t a Choice, But It’s an Obligation

























            Aku berjilbab sejak kelas 4 SD. Meskipun saat itu jilbab bertengger di kepalaku, tetapi bajuku masih berlengan pendek dan rokku masih rok selutut. Namanya juga masih anak-anak.Walaupun begitu, orang tuaku tetap menyuruhku berjilbab. Maklum, keluargaku lumayan sangat memperhatikan masalah agama. Ketika itu, berjilbab bukanlah keinginanku, tetapi semata-mata karena kedua orang tuaku, terutama ayahku memerintahkanku memakai jilbab ketika keluar rumah. Waktu itu, yang terpikirkan di kepalaku, alasan mengapa ayahku menyuruhku berjilbab adalah karena aku malas menyisir rambut, sehingga rambutku sering berterbangan seperti rambut singa. Ya, aku bisa menerima alasan itu. Dan itulah yang menjadi alasan pertama mengapa aku mengenakan jilbab.

Jumat, 25 Mei 2012

Malu aku maluuu... uu..



Pada sinyaaaal merah...
Yang berbaris di blog...
Menatap kucuriga...
Seakan penuh tanya...
Sedang apa disini?

Mengenang masa SMA jawabku... uu..
Masa-masa paling indah, masa-masa di SMA...
Tiada masa paling indah, masa-masa di sekolah....

Dear My Sweety Blog...
Awalnya, aku menganggap pernyataan bahwa masa SMA adalah masa paling indah itu adalah "omongkosong" belaka. Tapi, setelah melewati beberapa tahun di sana, aku mulai berpendapat bahwa sepertinya penyataan itu perlu dipermak menjadi seperti ini, "Masa SMA adlah masa yang paling sangat indah". Kayaknya sama aja yaaa,,,, Ahahaha

Tahun pertama n kedua memang sedikit terasa hambar, namun, tahun ke-3 terasa begitu terasa. Manisnya, pahitnya, asemnya, hingga sepetnya. Kayak rujak aja yaaa... :D. Apalagi aku punya teman-teman sekelas yang menurutku berasal dari berbagai macam planet yang tidak pernah ditemukan. Namun, pada hakikatnya planet itu tidak ada, yang ada hanya "mereka juga menghuni planet yang sama dengan ku."  Jadi, jangan kuatir, aku dan temanku bukan alien kok. :D. Teman-temanku itu punya tingkah yang tidak terduga. Macam-macamlah, ada yang begini, ada yang begono, ada yang begitu. Yang jelas, tidak sama denganku. Kalau dijelaskan di sini, ntar bisa bervirus kamu, blogku.
 
Kami menamai diri kami suku La-MunThe. "La" kepanjangan dari laskar, dan Mun-The adalah nama guru kami, Ibu Zakiah Munthe, jadi, biar kami selalu ingat sama beliau, maka kami mencantumkanlah nama beliau di nama suku kami. 

Ngomong-ngomong soal suku, pasti ada kepalanya. Nah, kepala suku kami itu, Aulia namanya. Manis orangnya, lucu ngomongnya, dan bijaksana tentunya.. Ahahaha... :)

Suatu hari setelah selesai seleksi pementasan
drama untuk acara perpisahan kami...



Jalan-jalan  ke Medan : Istana Maimun
Bergaya di bawah pohon cintaa
On the way to Brastagi from Prapat

At Hotel Siantar, Lake Toba, Prapat...

Dan, kamilah anggota-anggota suku : Mufti, Rian, Almira, Bara-ah, Risa, Roza, Olniya, Amaliya, Fhonna, Yulia, Husila, Noni, DePe, Santi, Wiya, Zuraida, Shofi, Mikyal, Linda, Yana, Muche, Anis, 
Ayi, Jabar, Shafhan, Nopal, Rizal, Madina dan Putri...
Sekian tentang masa SMA-ku, yang lainnya, kamu ngak perlu tau blog ya... Just secret :)

Bumbu Sederhana Ikan Asam Pedas

Untuk Ikan Ukuran Kecil 
Bawang merah
Cabai (boleh cabai rawit atau cabai merah)
Kunyit
Asam Sunti

*Semua bumbu dihaluskan kemudian dimasak dengan ikan, atau ditumis juga enak. Tambahkan daun kari dan cabai hijau yang sudah dirajang. Tunggu hingga matang dan siap di sajikan.

Untuk Ikan ukuran Besar
Bawang merah
Bawang putih
kunyit
asam sunti
jahe
ketumbar

*Cara masak sama dengan yang diatas... Cuma, cabe hijaunya tidak usah ditaruh. Selamat mencoba :)

Kebahagiaan Yang Hakiki

Hi again, my luphphy blog... 

Aku datang lagi untuk bercerita. 
Ini mengenai perasaan. 
Perasaan yang bernama bahagia. 

B A H A G I A...
Blog, apa itu bahagia? 
Ah, bodohnya aku. Aku menanyakan arti bahagia pada sesuatu yang tak pernah merasakan bahagia. Aiiih... 

Baiklah, kujawab sendiri saja. Apa kebahagiaan menurutku? 
Kebahagiaan itu, saat hati kita merasa lapang. Saat hati kita merasa nyaman walau di tengah kesempitan. Saat kita tahu bahwa ada yang menyayangi kita. Saat kita menyayangi dengan tulus. Saat kita ikhlas, saat kita tersenyum tanpa beban. Saat kita mendapat rahmat dari-Nya. Perasaan bahagia itu seperti ada kesejukan yang mengisi ruang dada kita. Bentuknya? Jangan tanyai aku, aku hanya tahu rasanya. 

Kebahagiaan itu bagiku tiada lengkap tanpa kebahagiaan orang-orang di sekitarku. Jika aku bahagia, namun, saudara-saudaraku marah dan sedih, maka untuk apa? Jika aku bahagia sementara sahabat-sahabatku terluka maka untuk apa? Jika aku bahagia karena menyayangi sementara orang yang kusayangi tidak bahagia karena kumenyayanginya, maka untuk apa? Aku hanya berbahagia sendiri, maka itu tiada lengkap. Aku butuh orang-orang terdekat untuk ikut merasakan kebahagiaan yang kurasakan. Aku butuh itu. Aku butuh mereka semua untuk melengkapi kebahagiaanku. 

Bahagia itu terkadang bisa diukur, terkadang tidak. Aku sering merasakan dua-duanya. Tetapi sedikit sekali aku bersyukur, sehingga kebahagiaan yang kurasa hilang tak berbekas hanya berbilang jam atau hari. Aku belum pernah merasakan kebahagiaan abadi. Kabahagiaan yang tiada sirna ditelan waktu. 

Aku sudah lama mencarinya, kebahagiaan abadi itu. Tetapi belum jua kudapatkan. Namun, akhir-akhir ini sering kupelajari tentang kebahagiaan hakiki. Kebahagiaan hakiki itu hanya berasal dari Allah, Zat Yang Maha Esa, Yang Menciptakan segalanya, Yang Merajai seluruh alam semesta. Bagaimana kita bisa meraih kebahagiaan hakiki itu? Dengan mendekatkan diri kepada-Nya. MenyembahNya, mengingatNya, mencintaiNya lebih dari apapun, mengagumiNya, dan merasakan kehadiranNya dalam setiap udara yang kita hirup, pada setiap gerak-gerik jantung kita yang berdetak, pada setiap desiran darah yang mengalir melalui pembuluh-pembuluh arteri dan vena kita. Begitu indahnyaa..

Aiih. Jikalau memang begitu, berarti yang selama ini kulakukan belum mencukupi, meskipun setengahnya. Aku masih harus belajar menerapkan hal-hal yang membuatku menjadi dekat denganNya. Agar aku bisa merasakan kebahagiaan hakiki dari Sang Pencipta, Allahu Akbar!! 

:) 
:)

Yaa Allah, himpunkanlah aku bersama orang-orang yang shalih pada hari yang Engkau janjikan nanti. Serta izinkanlah aku bertemu denganMu dan melihat wajah agungMu yang Maha Indah.. Aaaamiiin... 



Minggu, 20 Mei 2012

PENGORBANAN MAK

(Pernah Dimuat di Majalah Sekolah "GMM" MAN Model Banda Aceh)

“Mak, harga beras naik lagi, ka limong blah ribee”,kataku pada Mak sepulang dari pasar. Kuletakkan barang-barang belanjaan di atas meja dapur. Mak menoleh sebentar kearahku,kemudian kembali menggiling asam u.
“Semua barang pada mahal sekarang. Allah hai Poe. Breuh ka di ek yum jeut keu limong blah ribee, eungkoh jak u blang manteng golom di  ek, boh pat ta cok tsen?”, kata Mak kemudian. Asam u yang sudah di gilingnya di letakkan dalam piring kecil dan di taruh dibawah tudung saji.
        Aku hanya diam mendengar perkataan Mak. Ini bukan pertama kalinya Mak komplain masalah kenaikan harga kebutuhan. Aku bahkan tidak sanggup menghitung sudah berapa kali. Mak juga tak pernah sekalipun merasa lega kalau harga kebutuhan turun. Mak hanya berkata pendek setiap kukatakan harga beras turun.
        “Dua uroe treuk ka di ek loem”.
        Untuk kesekian kalinya jawaban Mak benar. Beberapa hari kemudian harga beras naik lagi. Bahkan lebih tinggi dari harga sebelumnya. Mak benar-benar dibuat pusing dengan kenaikan harga itu. Tapi aku tahu betul, Mak pasti selalu punya solusi saat harga beras melambung tinggi. Ya, selama itulah, aku dan Mak berpuasa dari ikan. Untuk beberapa waktu kami menjadi vegetarian.
Hari ini sepulang sekolah, aku mampir di kedai Kak Nah untuk mengambil  uang hasil penjualan pisang goreng yang kautaruh tadi pagi dikedainya. Semuanya ada dua belas ribu. Ku ambil uang dua ribuan dan kuserahkan pada Kak Nah. Sisanya kuselipkan dalam kantong rokku. Setelah pamit sama Kak Nah aku pun pulang kerumah.
        Dirumah Mak menanti didapur. Seperti biasa aku mencium aroma harum telur dadar asam u. Ludahku rasanya tak henti mengalir, cepat cepat kuhampiri Mak didapur.
        “Assalamu’alalikom”, ucapku sambil membuka pintu dapur.
        “Wa’alikomsalam”, jawab Mak dengan logat Acehnya yang kental. Mak tersenyum melihat kedatanganku, anak gadis semata wayangnya.
        “Boh jak gantoe laju bajee mangat ta pajoh bu”, kata Mak lembut. Mak paling senang tiap kali melihatku pulang sekolah. Aku menurut, kulangkahkan kakiku menaiki rumah panggung sederhana tempat kami menetap. Ku ganti baju sekolahku dengan baju rumah yang sederhana. Setelah itu, kuhampiri Mak yang sedang menyiapkan makanan diatas meja.
Tiba-tiba aku teringat sesuatu.  Dua hari yang lalu, Bu Cut, wali kelasku disekolah menyampaikan bahwa sebentar lagi kami akan menghadapi UAN, jadi sekolah memutuskan mengadakan les sore. Les ini dimaksudkan agar para siswa lebih memahami materi UAN. Dan untuk kelancaran les itu, pihak sekolah meminta kesediaan siswa untuk membayar uang les senilai dua ratus ribu. 
        Aku berpikir sejenak. Mungkin Mak tidak punya uang sebanyak itu, tapi aku memberanikan diri menyampaikan hal itu kepada Mak.
        “Mak, minggu depan Mutia ada les sore di sekolah”, ujarku pada mak selepas shalat dhuhur. Saat itu Mak sedang duduk-duduk diatas panteu sambil menikmati angin yang berhembus pelan.
        “Pakoen teuman?”, Tanya mak beberapa saat kemudian.
        “Di bilang sama ibuk guru kami harus membayar uang les”, jawabku pelan. Mak menoleh sesaat, ku kira Mak akan mengeluhkan kekurangan uang. Tapi, kata-kata Mak mengejutkanku.
        “ Padum? Pajan teuman beuna?”,tanya  Mak lagi, raut mukanya  tampak serius.
        Aku menghela napas, berharap Mak tidak akan terkejut.
        “ Dua ratus ribu, harus dilunaskan dalam minggu ini”, jawabku dengan sedikit menahan suara. Ku kira Mak akan mengomel. Tapi Mak kelihatan tenang-tenang saja. Beliau hanya mengangguk anggukkan kepala dan berkata pendek.
Kajeut, kajeut!”.
Perasaanku langsung lega. Hari ini hari terakhir pelunasan uang les. Tapi Mak belum kunjung memberikan uang. Kupikir mak pasti lupa. Aku memberanikan diri untuk meminta.
“Mak, hari ini hari terakhir kasih uang les”, ujarku saat sedang memakai jilbab didepan cermin. Mak sedang melipat baju-baju yang kemarin dijemur.
Oh nyoe! Mak karab tuwoe neuk. Uangnya ada dalam lemari, dalam dompet”, kata Mak. Aku membuka pintu lemari, mendapati dompet lusuh punya Mak. Ku buka dompet itu, aku terkejut mendapati banyak sekali uang disana. Aku bingung, dari mana Mak dapat uang sebanyak ini. Kupandangi tangan mak. Mataku terasa panas.
“ Mak, kalau Mak tak ada uang. Mak bilang sama Mutia. Kenapa Mak jual cincin jeunamee Mak? Itu kan satu-satunya barang berharga yang Mak punya”, kataku sedu sedan. Kupeluk tubuhnya yang ringkih.
Neuk, kalau kamu sudah pandai, semua barang berharga bisa kita beli. Sekolahlah yang rajin, neuk!”,kata Mak sambil mengusap kepalaku. Matanya sendiri basah.
Aku tak kuasa menahan tanggis. Kupeluk lagi tubuh Mak, dalam hati aku berjanji tidak akan mengecewakannya. Dan soal cincin jeunamee Mak, akan kuganti nantinya dengan cincin yang lebih mahal. Setelah aku berhasil.
Keterangan :
-        ka limong blah ribee : sudah lima belas ribu
-        Allah hai Poe. Breuh ka di ek yum jeut keu limong blah ribee, eungkoh jak u blang manteng golom di  ek, boh pat ta cok tsen? :Ya Allah ya Tuhan, harga beras sudah naik jadi lima belas ribu, upah membantu di sawah saja belum naik, darimanakah kita dapat uang?
-        Dua uroe treuk ka di ek loem : beberapa hari lagi pasti naik lagi harganya
-        Boh jak gantoe laju bajee mangat ta pajoh bu :Ya sudah, ganti baju dulu biar bisa makan.
-        Pakoen teuman? : Memangnya ada apa?
-        Padum? Pajan teuman beuna? : Berapa? Kapan harus ada?
-        Kajeut, kajeut! : Baiklah, baiklah!
-        Oh nyoe! Mak karab tuwoe neuk. : Oh iya, ibu hampir lupa, nak!
-        Jeunamee : Mahar
*Menggunakan bahasa sehari-hari khas Aceh Utara. 

Sabtu, 19 Mei 2012

Inner Beauty, Cantik dari Hati


My lovely blog,

Ternyata semua orang baik itu cantik. Aku tidak tahu mengapa. Aku hanya bisa mengatakan bahwa mereka cantik. Cantik cantik cantik dan aku selalu ingin berada di dekat mereka.

Eits! Itu aku yang dulu. Aku yang sekarang sudah tau jawaban “mengapa”-nya. J

Orang baik itu, pancaran kecantikannya berasal dari hati. Mereka tidak pernah memandang sinis terhadap orang lain, berpikiran positif, pemaaf, dan tidak buruk sangka. Jika dilihat ke dalam matanya, ada pancaran kasih sayang, semangat dan persahabatan. Aku tidak tahu, kala melihat pancaran sinar mata itu, ia tampak sangat cantik. Lengkap. Dan tiada kurang suatu apa. Itulah yang kurasakan. Pancaran kebaikan yang berasal dari hatinya tercermin pada matanya. Tatapan yang lembut, tulus dan bersahabat. Selain itu, cantik itu, bagiku terletak dari seringnya seseorang itu tersenyum. Senyum yang bersahaja, tanpa ada kesombongan di baliknya.

Namun, tak semua orang bisa melihat secara gamblang apakah seseorang itu memiliki kecantikan yang berasal dari hati. Ada orang yang hanya menampakkan pada orang-orang terdekat saja, atau hanya orang-orang yang mengenal dia yang tahu. Ada juga yang memang inner beautynya lansung terpancar tanpa perlu diselidiki lagi.


Nah, kesimpulannya. Cantik itu tak hanya berasal dari fisik, tetapi ia juga berasal dari hati. Cantik fisik itu hanya dalam pandangan, tetapi cantik hati itu langsung ke hati. Kecantikan hati tidak akan pudar selama kebaikan kebaikan yang tulus masih tertanam dalam hati kita.

:)

***Aku punya ngak ya kecantikan dari hati??
Meneketehe...

*** Langkah-langkah Kecil yang Menciptakan Senyuman ***

Aku suka anak kecil.
Langkah kecil mereka. Cepat dan bersemangat. Meski mereka tak kuat melangkah jauh.
Mata berbinar mereka saat melihat permen dan coklat.
Ingus dan hidung merah mereka saat menangis.
Suara mereka saat tertawa.
Rengekan mereka saat mogok.
Jeritan mereka saat menangis.
Celemokan mereka saat makan.
Uio,, mereka begitu lugu, mereka begitu lucu.










Ada kebahaagiaan saat melihat mereka tersenyum.
Ada keceriaan saat mereka tertawa.

Dan semakin besar kebahagiaan itu saat ku mencium pipinya.
Mencubit geram pipi sebelahnya lagi.
Menggelitiki telapak kakinya.

Anak-anak kecil itu bagai malaikat.
Malaikat pembawa kegembiraan dan keceriaan.

Luv u, anak-anak kecil ^_^

Kamis, 02 Februari 2012

Kucing-Kucing (Cerita Ngak Lucu)

Hai sobat!!
Dari kecil, hidupku tak pernah lepas dari suatu makhluk yang bernama kucing. Tapi bukan berarti aku penyuka kucing - walaupun awalnya sedikit suka - yang punya keranjang khusus kucing yang ditaruh di kamar trus kucingnya dipeluk-peluk tiap hari. Mungkin karena rumahku berada di pas di simpang tiga sehingga banyak orang yang buang kucing di situ, atau mungkin juga kucing-kucing memang suka bertandang kerumahku karena penghuninya ramah-ramah semua. Hehehehe. Berikut cerita kucing-kucing yang pernah hinggap dihatiku, maksudnya di rumahku...

Sabtu, 28 Januari 2012

Ukhuwah (Brotherhood) in Islam



Topic Sentence           Every Muslim around the world are bound in a bond that is called with ukhuwah.
Supporting Point         First of all, ukhuwah is the heart and soul of attachment to each other with ties Aqeedah. Ukhuwah divided into two kinds.
Examples                     Ukhuwah Islamiyah (are timeless and universal because it is based on theology and Islamic law), Ukhwah Jahiliyah is temporary in nature (limited time and place, such as ethnicity, nationality, etc.).
Supporting Point         Then, ukhuwah have several different levels.
Examples                     Ta'aruf (know each other), tafahum (mutual understanding), ta'awun (help each other in goodness and leave the crime).
Supporting Point         Furthermore, there are some things we can do in this life to strengthen the bonds ukhuwah toward others.
Examples                     1. Tells the love of our beloved
Hadith narrated by Anas bin Malik that the Messenger of Allah said: "There's someone in addition to the Prophet and one of his companions passed in front of him. People who besides the Prophet had said: 'I love him, yes Rasullah.' Then the Prophet replied: 'Did you tell him? "The man replied:' Not yet. 'Then the Messenger of Allah said:' Tell him. 'Then the person told him saying: 'Verily I love you because of God. "Then the people who loved it replied:' May God loves you because you love me because of Him."
2. Asking for prayer if you want to split up
3. Denotes happy and smile when see
"Do not  underestimate the good (whatever comes from your brother), and if you meet with your brother then gave him a smile of excitement. "(Muslim)
4. Shake hands when the meet (except non-mahram)
"No two believers who meet and shake hands unless they are forgiven their sins before the split." (Reported by Abu Daud of Barra ')


5. Often stay in touch (visiting relatives)
6. Giving gifts at certain times
7. Noting him and help him
8. Fulfilling the rights of his brother
9. Congratulated in moments of success
Supporting Point         Moreover, ukhuwah has benefits that are very useful for our life in this world and in the world after we die.
Examples                     1. Feel how delicious the faith
2. Getting the protection of Allah on the Day of Resurrection
3. Getting a special place in heaven

Concluding Sentence:
In conclusion, we as Muslims must keep ukhuwah so that our lives more rewarding, both for ourselves and for others. If not, what do we live if we do not help each other, understand and know each other, because God created people differently so that we can understand each other, advise each other, and cooperate with each other to get the pleasure of Allah SWT.

Jumat, 27 Januari 2012

Final Examination at Lampuuk Beach, 14th of January 2012

Guys, salah satu memory terindahku setelah masa SMA adalah "Final di Alam Terbuka" tepatnya final bareng tamasya sama dosen SPI (Ms. Asmanidar). Nah, kami semua (Unit 3 TBA '11 IAIN Ar-Raniry) sepakat untuk final di Babah 3 Lampuuk, yaitu suatu objek wisata pantai yang sangat indah berlokasi di Banda Aceh.
Dan, tentu saja, ngak kelupaan acara bakar-bakar ayam... Yummyy...
Pokoknya, seneng banget pas pulang dari sana, kebersamaannya sungguh terasa, and diakhir acara, Ibunda Asmanidar mempersembahkan puisinya untuk anak-anak didiknya tercinta, kami. Puisinya mengharukan sekali,, daku sampai menitikkan air mata... Beliau memang seorang guru yang hebat!!! We must say much thank to her... Thank you, thank you, thank you...

Untuk semua anggota unit kami juga qami say thank you, krn jika bukan karena kalian, tak kan ada moment2 terindah seperti ini...







Tya Us, Tya Han, Naura, Huda, Halimah, Uus, Mesy, Zuhra, Muna, Nadia, Icha, Dek Yani, Naya, Mul, Erlia, Thursina, Rahmat, Seha, Syukry, Ikram, Reza, Iqbal, Haris, Munawar, Saiful, Nazli, Ali, Saddam, Ilham, Hasanuddin, Nasrullah... ^_^