Jumat, 29 Desember 2017

Menjadi Baik Melalui Liqa

Setiap insan punya cara masing-masing dalam menuntun dirinya agar dalam keadaan selalu memperbaiki diri. Ada di antaranya dengan mengikuti pengajian, sekolah, mendengarkan ceramah, tausiyah, dan liqa. Bagi saya sendiri, liqa berperan sangat besar. Secara psikis, liqa banyak mendorong saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih sabar, dan lebih istiqamah, walaupun semuanya hanya bisa saya sebut proses, dan hasil menuju baik itu ternyata butuh seumur hidup.

Kenapa liqa bisa begitu berperan?
Banyak hal yang mendorong muntijahnya sebuah kelompok halaqah/liqo, sebut saja seperti keistiqamahan dan ketsiqahan murabinya (pendidik halaqah/liqa), manajemen halaqahnya, hingga materi yang disampaikan. Bukan tentang berapa banyak materi yang disampaikan, tetapi berapa dalam materi itu dapat meresap ke dalam sanubari seorang mutarabbi (anggota halaqah/liqa). Karena liqa adalah berbicara dari hati ke hati. Menyegarkan iman, memupuk ukhuwah, dan nasehat menasehati dalam kebaikan dan kesabaran.

Kenikmatan liqa tidak dapat kita rasakan dalam waktu singkat. Pada awalnya, perlu adanya dorongan internal/keinginan untuk melangkah kaki untuk liqa. Bahkan sampai kepada tahap memaksa diri. Karena sungguh, istiqamah dalam liqa bukan hal yang mudah. Ada tantangan besar yang kita tidak boleh kalah. Belajar untuk istiqamah mendatangi liqa berarti belajar untuk istiqamah dalam hal yang baik. Maka, keistiqamahan itu dibangun, bukan berdiri sendiri. Sama halnya keinginan untuk memperbaiki diri itu dibangun, tidak muncul dengan sendirinya. Memperbaiki diri berarti memelihara hidayah yang telah diberikan Allah. Lalai dalam memperbaiki diri berarti acuh terhadap hidayah dan sombong kepada Allah.

Maka, langkahkan kaki menuju halaqah/liqa. Sekalipun yang didengar di sana hanya sepatah dua patah nasehat dan ilmu, tetapi jika engkau datang untuk mendengarkan, menerima, dan menghayati, sepatah kata itu akan mampu menyegarkan iman dan hati. Maka pertanyaan yang paling besar, mau atau tidak? :) Wallahu a'lam.