Kamis, 14 Februari 2019

Aku Menikah

Assalamualaikum sahabat blogku... Sudah sekian lama tidak posting sesuatu di sini. Banyak kesibukan dan tak menemukan waktu yang tepat alasan paling mendukung, tapi jika boleh jujur, sebenarnya banyak waktu tapi didera kemalasan. Ops! Hehe, biarlah kalian tahu, karena kutahu kalian tak akan meninggalkanku meskipus kalian tahu aku pemalas, kan? (Kok jadi terlalu banyak tahu? :D)

Banyak hal yang ingin kusampaikan kali ini. Sekaligus aku mau launching objek tulisan baru untuk merefresh blog yang sudah nampak kusam ini. Yuuk, apaan itu?

First, aku sudah menikah. Alhamdulillaah. Allah ijinkan aku menjadi seorang istri untuk seorang pemuda bernama Muhammad Ali Akbar. Abang Akbar, aku memanggilnya begitu. Aku menikah 3 bulan yang lalu, 15 November 2018. Sebelum itu sebenarnya ada banyak proses yang kulalui untuk menuju pernikahan. Mulai dari taaruf, jumpa orang tua, lamaran, hingga akhirnya menikah. Tapi aku ga pernah cerita yaa di blog ini, ya? Sengaja kok. Supaya tidak terlalu heboh dan berharap, jadinya diam-diam saja sambil terus berdoa pernikahan ini menjadi kenyataan. Dan akhirnya, Alhamdulillah, telah genap sesuatu yang ganjil dariku, telah purna masa penantian itu, dan kini aku sudah tidak jomblo lagi. Wkwkwkwk... Alhamdulillah tsumma alhamdulillaah...

Lain kali aku akan cerita deh siapa suamiku, dan bagaimana kami bertemu. Insyaa Allaah. Nantikan yaa.

Second... Setelah genap usia pernikahanku 2 bulan, aku lulus tes CPNS di lingkungan Kementerian Agama, formasi guru Bahasa Arab. Maasyaa Allaah. Rahmat dari Allah yang sungguh tak bisa kuukir dengan kata-kata. Sungguh semuanya karena rahmat Allah, tiada daya dan upaya dariku, jika memandang banyaknya orang yang ikut tes untuk formasi yang sama hari itu, sungguh mustahil rasanya untuk lulus. Tapi biiznillah, tahap demi tahap ada namaku di sana. Hingga akhirnya dinyatakan lulus. Maasyaa Allah... Maasyaa Allaah... Maaasyaa Allaah...

Teringat sekali hari itu, saat kukabarkan Ayah mengenai kelulusanku, beliau memelukku erat. Kemudian berbisik di telinga, "Syukurmu harus banyak, nak. Allah berikanmu 2 nikmat besar dalam masa yang hampir bersamaan, jodoh dan pekerjaan. Syukurmu harus banyak. Syukurmu harus banyak," kata Ayah berkali-kali.

Yaa Rabb, kalau dibandingkan dengan kesyukuranku yang masih amat sangat sedikit, rasanya aku kurang pantas. Tapi insyaa Allaaah, akan kutambah lagj hingga semakin banyak dan semakin besar. Yaa Rabb, bantu hamba bersyukur kepadaMu... Aaamiiin...

Third... Menjelang genap 3 bulan pernikahan, aku kembali diberikan rahmat oleh Allah. Aku hamil. Tetapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Kala janinku berusia 2 minggu, aku keguguran. Innalillaah. Masih teringatt bagaimana perihnya saat ia jatuh, dan segera meleleh air mataku mengetahui benar bahwa itu adalah bentuk 'alaqah dari calon bayiku. Subhanallaah...  Berat sekali saat2 pertama kali memgetahui hal itu. Saat tahu bahwa aku hamil, aku kira aku kuat, ternyata aku sangat lemah, maka aku tak bisa mempertahankannya. Rabbiii, tapi kuberusaha buang jauh2 pikiran seperti itu. Jika janinku gugur, berarti sudah Allah takdirkan iya gugur, kuat atau lemahnya diriku tak berpengaruh. Dan jika Allah takdirkan ia bertahan, tentu Allah kan biarkan 'alaqah itu tetap menempel, hingga menjadi mudhgah, dan jadi bayi sempurna. Ini adalah cobaan untukku dan suami. Ini juga bermakna bahwa aku harus lebih banyak belajar dan tidak mengannggap sepele suatu hal, seperti misalnya, jangan sok kuat, sementara ada yang sedang bergantung pada kita. Ada saatnya kita minta bantuan orang lain, tidak semua hal kita lakukan sendiri. Karena kelelahan itu akhirnya memudharatkan tidak hanya satu nyawa, tapi dua.

Sekian ceritaku. Aku harus segera ke kamar kecil. Lain kali kita sambung lagi yaa... 😊😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Orang bijak tinggalkan jejak :)

Masukan dan kritikan yang baik dan membangun sangat ana harapkan dari Anda. Silakan di koment ^_^