Sabtu, 03 September 2016

Jugi Tapa Part I

Jugi Tapa adalah sebuah legenda atau cerita rakyat yang berasal dari Sawang, Aceh Utara.

Alkisah pada zaman dahulu, di sebuah perguruan yang terletak di Desa Lhok Drien, Sawang, Aceh Utara,  tinggallah seorang pemuda gagah nan pandai. Saking pandainya, semua ilmu yang diajarkan oleh gurunya, Teungku Di Lhok Drien dapat dikuasai olehnya dalam sekejap. Bersebab itulah, kemudian ia dijuluki Malem Muda yang bermakna "orang yang berilmu di usia muda/belia". Hal ini membuat Malem Muda diangkat menjadi tangan kanan gurunya, Teungku Di Lhok Drien. 

Suatu hari, Malem Muda dipanggil oleh gurunya untuk menghadap. Maka datanglah Malem Muda ke hadapan gurunya sambil bertanya," Ada apa gerangan Teungku memanggil saya?"

"Wahai Malem Muda, aku hendak memberimu suatu tugas. Akan tetapi, sebelumnya engkau harus berjanji dulu kepadaku bahwa engkau akan mematuhi segala yang kukatakan," titah Tgk. Di Lhok Drien sembari mengelus jenggotnya. 

"Siap Teungku," sahut Malem Muda. "Pasti ini tugas istimewa," batinnya. 

Kemudian Teungku Di Lhok Drien mengeluarkan sebuah buku tebal dari penyimpanan rahasianya lalu berbisik pada Malem Muda. "Ini, Kitab ini milik sahabatku yang tinggal di desa seberang sungai, kuperintahkan padamu untuk membawa kembali Kitab ini kepada pemiliknya. Tapi jangan pernah kau buka ia, apalagi membacanya. Ingat, sekali lagi kularang engkau untuk membukanya, apalagi  membacanya. Perjalananmu ke sana akan butuh waktu satu hari, maka dalam dua hari kemudian engkau harus kembali lagi kesini untuk melaporkan dirimu. Apa aku bisa mengandalkanmu, Malem?" 

"Tentu Teungku," jawab Malem Muda. 

Singkat cerita pergilah Malem Muda mengantarkan Kitab pusaka ke desa seberang sungai. Pada mulanya, Malem Muda berjalan santai mengingat tidak perlu buru-buru karena waktunya masih banyak. Akan tetapi, ketika perjalanan sudah setengah jalan, Malem Muda berpikir, "Mengapa Kitab ini tidak boleh dibuka? Pasti ada sesuatu. Mungkin Teungku tidak bisa memberi tahuku bahwa Kitab ini Kitab bertuah, penuh dengan ilmu tinggi, bisa-bisa nanti aku bisa menyainginya,"

Maka muncullah pikiran untuk melanggar janjinya kepada gurunya. Dan berhentilah Malem Muda di sebuah huma di tengah persawahan. Kemudian ia membuka Kitab yang diamanahkan gurunya padanya. Benarlah, ternyata isi kitab tersebut adalah ilmu tingkat tinggi yang belum pernah dipelajari Malem. Disana termuat ilmu tentang bagaimana mengubah diri menjadi hewan dan tumbuhan. Juga termuat ilmu yang dapat membuat pemiliknya mampu mengubah orang-orang menjadi patung batu, hingga menciptakan nyawa kedua. Malem pun membaca Kitab tersebut lalu mempelajarinya dengan cepat, hingga tak banyak menghabiskan waktu perjalanannya. Setelah itu Malem kembali berangkat. Langkahnya semakin cepat, dan berkat ilmu barunya, ia bisa melakukan perjalanan yang jauh dalam waktu yang singkat. Sampailah ia ke desa seberang sungai. Setelah berbasa basi sejenak, Malem Muda segera menjelaskan maksud kedatangannya dan menyampaikan amanah Teungku Lhok Drien. Sesuai dengan kesepakatan, keesokan harinya Malem Muda Kembali ke Lhok Drien tanpa halangan. 

Adalah gurunya yang sakti, Teungku Di Lhok Drien mengetahui dengan mata batinnya bahwa Kitab yang diamanahkan untuk dikembalikan oleh Malem telah dibuka dan dibaca dalam perjalanan oleh Si Malem. Akan tetapi, Teungku Lhok Drien yang bijak tak mengatakan apa-apa pada Malem. Ia hanya melihat dan memantau gerak-gerik muridnya itu dari jauh.

Adapun Istri Teungku Lhok Drien adalah seorang yang masih muda dan jelita. Kecantikannya membuat Malem Muda terpesona. Karena dimabuk cinta, Malem Muda menggunakan ilmu baru yang diperoleh tanpa seizin gurunya untuk hal-hal tercela. Terkadang ia merupakan diri menjadi sebatang pohon pisang di samping sumur hingga dengan bebasnya mengintip istri Teungku Lhok Drien saat mandi. Terkadang pula ia menjelma sebagai kucing yang mondar-mandir di dapur Teungku Lhok Drien sambil sesekali mengeluskan diri pada kaki istri Teungkunya. Teungku Lhok Drien tahu, hanya saja ia menunggu waktu yang tepat untuk menangkap Malem. Sepertinya Malem sudah dibutakan oleh ilmu dan kekuatannya.

Hingga datanglah waktu yang tepat. Saat itu Malem Muda sedang menjelma menjadi pohon pisang. Maka datanglah Teungku Lhok Drien membawa parang sambil berkata," Sudah semenjak dulu pohon pisang ini tumbuh, tapi tak pernah berbuah. Ada baiknya kutebang saja." Ia pun mengayunkan parangnya. Malem Muda kalap, ia segera merubah dirinya menjadi kucing, dan lari tunggang langgang, tak pernah kembali. Sementara Teungku Lhok Drien merasa hidupnya sudah tidak aman dan dipenuhi rasa kesal terhadap Malem. Ia pun mengutuk Malem Muda sebagai murid durhaka. Lalu pergi bersama istrinya membelah sungai dan terjun ke dalamnya. Tak pernah kembali.

Sementara Malem Muda menjadi seorang murid durhaka. Julukannya berubah menjadi Jugi, dan ia pergi bertapa untuk beberapa lama.

Part I End...

1 komentar:

Orang bijak tinggalkan jejak :)

Masukan dan kritikan yang baik dan membangun sangat ana harapkan dari Anda. Silakan di koment ^_^