Minggu, 08 April 2018

Cinta dan Rasa Malu

Pernahkah kamu mendengar puisi Rumi yang dibacakan Anna Althafunnisa dalam film Ketika Cinta Bertasbih I? Aku akan mengutipnya sedikit, karena kupikir dari semua untaian kata tentang cinta yang kutau, puisi inilah yang paling benar dan logis dalam menggambarkan cinta.

Baik, ini dia.

Sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan panjang lebar
Namun jika cinta kudatangi
Aku jadi malu
Pada keteranganku sendiri.

Itu benar, bahwa ketika kita mencintai seseorang, kita merasa malu. Itu wajar. Dan setiap orang yang masih punya rasa malu ini, patut bersyukur. Malu inilah yang menjadi salah satu tameng/perisai ketika cinta yang datang belum saatnya dicurahkan. Belum ada ikatan sah yang mengizinkan.

Cinta dengan ada rasa malu itu indah. Malu karena menyadari diri sudah takluk hati pada seseorang. Malu, karena merasa lemah karena sudah takluk. Malu apabila orang tersebut tau. Malu karena kekurangan diri. Malu karena merasa tak pantas. Malu karena belum waktunya. Malu karena merasa tak cukup kuat menahannya. Dan malu karena lain-lain yang semisalnya. Itu bagus, malu itu melindungi, jadi tak gampang berpacaran, tak gampang berduaan.

Malu adalah pakaian perempuan. Dan perempuan perlu untuk malu. Kalau perempuan sudah hilang malunya, maka hilanglah tamengnya, akan gampang sekali dipengaruhi dan dibujuk oleh kumbang-kumbang durjana.

Maka, sungguh benar hadits Rasulullah saw. "Malu itu sebagian dari iman."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Orang bijak tinggalkan jejak :)

Masukan dan kritikan yang baik dan membangun sangat ana harapkan dari Anda. Silakan di koment ^_^