Jumat, 13 April 2018

Berhenti Bermimpi

Naluri dewasa menyudutkan satu pandanganku tentang bermimpi. Kau tahu apa yang naluri dewasaku katakan saat pikiranku menerawang dan mengiginkan sesuai yang "high level"? Naluri dewasaku mengatakan, "Berhenti! Duniamu sudah berbeda. Orang dewasa tidak lagi memikirkan hal-hal yang mustahil. Mereka memikirkan hal yang realistis dan dapat diwujudkan," nadanya pun membentak.

Kadangkala aku tak bisa berhenti. Maka selanjutnya ada semacam pepatah yang membuat bangunan mimpiku rubuh. Dan pepatah itu berupa mortir yang tersusun dari bahasa Aceh. "Bek cet langet!"

Yasudahlah. Pada akhirnya aku berhenti bermimpi.

Untuk beberapa waktu, aku baik-baik saja tanpa mimpi. Tapi, lama-lama, pikiranku menjadi layu. Bosan dan pesimis datang menyergapi. Susah melawannya tanpa bermimpi.

Pada akhirnya aku menyerah. Walaupun naluri dewasa memberontak dan terus mengkritik, aku kembali membangun istana mimpi yang sempat kutinggalkan. Kutemukan bangunannya lusuh dan isinya sudah ketinggalan zaman. Baik, istana ini harus kupermak kembali. Upgrade mimpi. Istilahnya begitulah.

Baik, selamat datang kembali di dunia mimpi. Semoga betah, dan berhasil mewujudkannya. 😊😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Orang bijak tinggalkan jejak :)

Masukan dan kritikan yang baik dan membangun sangat ana harapkan dari Anda. Silakan di koment ^_^