Rihlah Or Adventure?

Tulisan ini langsung saya tulis setelah pulang dari Rihlah Akbar Season II Leting 2011, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fak. Tarbiyah IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh yang diadakan di Air Terjun Samahani, Aceh Besar. Perjalanan rihlah (tamasya) saya bersama kawan-kawan kali ini lumayan jauh dan membutuhkan ekstra tenaga. Betapa tidak, medan yang harus kami lalui sangat berbeda dengan biasanya. Kami harus mendaki bukit yang tinggi dan lembah yang rendah untuk mencapai air terjun yang kami tuju. Ditambah lagi, suasana hutan di perjalanan kami masih sangat alami sehingga bagi yang tidak pernah masuk hutan seperti saya, ketakutan dan merinding sendiri. Pasalnya, suara jangkrik dan binatang kecil khas hutan lainnya terdengar cukup jelas serta kebelantaraan hutan yang lumayan lebat membuat saya merasa seperti sedang di film-film horor. Hiiiiiyyy...

Hal yang sangat membekas di tubuh dan hati kami semua terutama para akhwat/cewek adalah saat kami mendaki gunung dengan berjalan kaki. Labi-labi (sejenis angkot daerah B. Aceh dan sekitarnya) yang kami tumpangi terpaksa berhenti di tengah jalan karena tidak sangup mendaki bukit yang menanjak. Walaupun kecewa, kami tetap semangat mendaki dengan kaki sedikit demi sedikit. Jarak yang harus kami tempuh memang sudah dekat, kira-kira 1 km. Tapi, kondisi jalan yang berbatu lagi menanjak tinggi membuahkan kepegalan yang sangat ketika kami telah sampai kembali ke rumah. T_T

Ada hal menarik yang kami temukan di tengah perjalanan kaki yang super susah payah itu, kami berpapasan dengan adik-adik (kira-kira seumuran SMP lah) yang pergi ke air terjun hanya dengan berjalan kaki. Padahal jaraknya cukup jauh lho.. Ck ck ck... Tangguh benar mereka... Saluuuuut... Prok prok prok...

Meskipun rihlah kali ini kurang menyenangkan bagi saya dan sebagian kawan-kawan, itu bukan karena apa-apa. Kami hanya sedikit kurang persiapan dan informasi. Saat hendak pergi, panitia yang meninjau tempat tidak memberitahukan pada kami bahwa kondisi jalan dan keadaan lingkungan yang akan kami lalui akan seperti ini. Jika kami tahu, kami akan mempersiapkan diri dan mental serta perlengkapan. Tidak seperti yang terjadi hari ini, sandal cute kami terpaksa putus atau berlepotan tanah, perasaan kami pun jadi tegang tak menentu. Ini dimana air terjunnya, kok ngak sampe-sampe. Mana di sini ngak ada rumah penduduk satu pun lagi. Kalau terjadi apa-apa mau minta tolong sama siapa? Berbagai firasat pun muncul di benak kami. Walau pun begitu, Alhamdulillah juga, cuaca hari ini bersahabat meskipun sedikit mendung. Jadi, untuk perjalanan pulang kami bisa naik labi-labi dengan lancar karena tidak becek. 

Setelah melalui berbagai tantangan alam, akhirnya sampailah kami di air terjun. Letaknya sangat tersembunyi, masuk ke dalam hutan. Jalannya hanya jalanan setapak yang berlika liku dan terjal. Harus super hati-hati. Jika tidak, jlesss, masuk jurang. Jadinya ngak sampai ke air terjun, malah sampai ke rumah sakit. Hehe. Lanjut, air terjunnya ada dua tingkat tingkat satu yang di bawah airnya tidak seberapa banyak dan ketinggiannya rendah. Sedangkan yang di atas lumayan tinggi meski volume airnya rada-rada sama. Airnya yang jelas dingin, jernih dan segaaaaar banget. Sayangnya kami para akhwat ngak bisa mandi, karena tempatnya kecil. Kan ngak mungkin nih, kami mandi satu tempat dengan cowok. Lagian, sungai aliran air terjun ini dangkal dan sedang sedikit airnya. Ditambah lagi nih, kami terlalu shock untuk mandi, dada rada-rada masih gempar.

Well well... Intinya, rihlah kali ini kurang cocok bagi saya. Tapi, bagi Anda-Anda yang suka dengan tantangan, saya sangat menganjurkannya. Terutama bagi Anda yang suka hiking dan adventure, silakan mencoba. Dijamin akan suka. :)

Gambar diambil dari :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJHodoU27piCxoax8hGupjLpuXiBpZNHT3KqjQAUpw7U2eYukm1BpPjXMiGClzF6LM-MAtdtkpBe87dagrjtaOWz5aOzafT1wChZ65zLC0hxshh6s9Z6woVfVdzTY7Y9-9VcqqNOPDqqUp/s1600/DSC_0336.jpg