Ini adalah pertama kalinya aku ikut yang namanya kuis. Hehehe.
Biasanya, aku tidak begitu menggebu-gebu ketika melihat ada pengumuman kuis.
Tapi kuis yang dimuat di http://www.rheinfathia.com ini terasa lain, seakan ada magnet U yang
menarikku untuk ikut berpartisipasi. Magnet ini muncul bergitu saja saat mataku
menyorot cover novel Seven Days, Tujuh Hari Bersamamu. Judulnya itu
membuatku falling in love at first sight. Ditambah lagi, ada tulisan “Pemenang
Pertama Lomba Penulisan Romance Qanita”. Wuaaaaaahhh... Pasti deh ceritanya
kereeen banget. Langsung deh, aku jingkrak-jingkrak kesana kemari saking
senengnyaaa...
Langsung aja deh, ada pertanyaan yang harus aku jawab. Pertanyaan
yang membuat tali temali sensitif di dalam tempurung kepalaku menerawang ke
waktu-waktu spesial yang pernah terlewatkan.
Pertanyaannya adalah :
"Anggap ada
yang mau bayarin kamu jalan-jalan ke mana aja, nggak peduli berapa biayanya.
Kamu diberi waktu selama TUJUH HARI dan haarus mengajak SATU orang saja. Ke
mana kamu akan pergi traveling, sama siapa, dan apa alasannya?"
So, jawabanku adalah :
Jepang. Aku akan
memilih negera Jepang untuk kukunjungi dan orang yang akan kuajak adalah Ayah.
Kenapa aku memilih negara Jepang? Pertama,
karena di negara Jepang ada musim salju dan musim semi. Dan ketika musim semi
tiba, akan ada bunga sakura. Aku ingin melihat bunga sakura berpadu dengan
birunya langit secara langsung. Itu adalah impianku dalam beberapa tahun
terakhir.
Alasan kedua, karena negara Jepang adalah negara
maju yang teknologinya telah merambah hingga ke seluruh aspek kehidupan.
Terutama dalam bidang pertanian, dan aku, ingin menghabiskan waktu bersama Ayah
dengan melihat dan mempelajari teknologi pertanian di Jepang selama tujuh hari
itu. Setahuku, negara Jepang adalah salah satu negara dengan sektor pertanian
terbaik. Hanya Jepang yang aku tahu, lainnya tidak.
Alasan ketiga, Jepang memiliki gunung Fuji.
Gunung yang selalu diselimuti salju. Dan salju, adalah impian tertua yang
pernah kuimpikan. Aku ingin memegang salju sesampainya di sana, aku ingin main
salju, aku ingin mandi salju, aku ingin salju... salju... salju... Walaupun
kata orang-orang salju itu dingin banget, aku tetap bersikukuh ingin
memegangnya.
Naaah, cukup itu alasannya kenapa aku memilih
Jepang. Sekarang, mengapa aku memilih Ayah sebagai partner travelingku?
Alasan pertama, Ayahku sangat suka dengan teknologi, beliau sering mencari berita-berita teknologi, terutama dalam bidang pertanian. Ayah suka berkebun dan bertani. Disamping bekerja sebagai guru di sebuah sekolah SMP di kecamatan sebelah, Ayah menghabiskan waktunya dengan berkebun di halaman rumah dan menggarap beberapa petak sawah yang ia punya. Hasilnya bukan untuk dijual, tapi untuk dimakan sendiri. Aku sering melihat mata ayah yang berbinar-binar ketika melihat deretan padi di sawah sehat dan berbiji lebat. Perasaan bahagia juga terpancar dari wajahnya saat ia mengupas dan menyuapi kami buah mangga hasil tanamannya sendiri. Aku pikir, Ayah akan bahagia jika aku mengajaknya ke negara maju yang pertaniannya canggih seperti Jepang sehingga beliau bisa belajar banyak dan menambah pengalamannya dalam ilmu tanam menanam, oleh karena itu, aku memilih Ayah sebagai partner jalan-jalanku.
Alasan kedua, dulu ketika aku kelas 3 SMA, Ayah dan teman-temannya di sekolah tempat ia mengajar membuat rencana hang out ke Prapat, Danau Toba. Setiap guru boleh membawa satu orang anggota keluarga sebagai teman. Dan ayah memilihku, padahal Ayah mempunyai seorang istri dan 5 orang anak lainnya. Kawan-kawannya yang lain memboyong istri mereka atau anak mereka yang tertua/laki-laki. Tapi Ayah memboyongku. Kamu tau ngak apa alasannya? Karena dulu waktu semasa SMP, aku tidak diperbolehkan pergi wisata ke Danau Toba saat selesai ujian UAN. Yaaa, sebenarnya aku tidak begitu tertarik untuk pergi saat itu. Bahkan aku sudah melupakannya. Tapi, Ayah masih ingat. Dan Ayah membayar larangannya waktu itu dengan mengajakku bersamanya kali ini. Dan itulah perjalanan terjauh dan terindah yang pernah aku kunjungi, dan aku sangat bahagia, karena aku pergi bukan dengan orang lain, tapi dengan Ayah. Oleh karena itu, aku ingin membalas ajakan Ayah yang super itu dengan ajakanku yang super ini. Ke negara Jepang. Hehehe
Alasan pertama, Ayahku sangat suka dengan teknologi, beliau sering mencari berita-berita teknologi, terutama dalam bidang pertanian. Ayah suka berkebun dan bertani. Disamping bekerja sebagai guru di sebuah sekolah SMP di kecamatan sebelah, Ayah menghabiskan waktunya dengan berkebun di halaman rumah dan menggarap beberapa petak sawah yang ia punya. Hasilnya bukan untuk dijual, tapi untuk dimakan sendiri. Aku sering melihat mata ayah yang berbinar-binar ketika melihat deretan padi di sawah sehat dan berbiji lebat. Perasaan bahagia juga terpancar dari wajahnya saat ia mengupas dan menyuapi kami buah mangga hasil tanamannya sendiri. Aku pikir, Ayah akan bahagia jika aku mengajaknya ke negara maju yang pertaniannya canggih seperti Jepang sehingga beliau bisa belajar banyak dan menambah pengalamannya dalam ilmu tanam menanam, oleh karena itu, aku memilih Ayah sebagai partner jalan-jalanku.
Alasan kedua, dulu ketika aku kelas 3 SMA, Ayah dan teman-temannya di sekolah tempat ia mengajar membuat rencana hang out ke Prapat, Danau Toba. Setiap guru boleh membawa satu orang anggota keluarga sebagai teman. Dan ayah memilihku, padahal Ayah mempunyai seorang istri dan 5 orang anak lainnya. Kawan-kawannya yang lain memboyong istri mereka atau anak mereka yang tertua/laki-laki. Tapi Ayah memboyongku. Kamu tau ngak apa alasannya? Karena dulu waktu semasa SMP, aku tidak diperbolehkan pergi wisata ke Danau Toba saat selesai ujian UAN. Yaaa, sebenarnya aku tidak begitu tertarik untuk pergi saat itu. Bahkan aku sudah melupakannya. Tapi, Ayah masih ingat. Dan Ayah membayar larangannya waktu itu dengan mengajakku bersamanya kali ini. Dan itulah perjalanan terjauh dan terindah yang pernah aku kunjungi, dan aku sangat bahagia, karena aku pergi bukan dengan orang lain, tapi dengan Ayah. Oleh karena itu, aku ingin membalas ajakan Ayah yang super itu dengan ajakanku yang super ini. Ke negara Jepang. Hehehe
Alasan terakhir, Aku merasa paling aman
berpergian dengan Ayah. Aku tahu, beliau sudah tua, tapi aku tidak meragukan
“keamanan” yang kurasa saat bersama Ayah. Ayah adalah orang yang tenang, tidak
cepat panik, dan sanggup meredam kepanikan yang sering kualami ketika terjadi
sesuatu dalam perjalanan. Sejauh apapun aku pergi, asalkan aku bisa memeluk
lengan Ayah, aku akan merasa tidak apa-apa. Semuanya indah, semuanya akan
baik-baik saja. Terima kasih Yaa Allah atas seorang Ayah yang baik dan
bijaksana. Sayangilah ia selalu wahai Rabb Semesta Alam, baik di dunia ini,
maupun di akhirat sana. Aaamiin.. J Luv u Ayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Orang bijak tinggalkan jejak :)
Masukan dan kritikan yang baik dan membangun sangat ana harapkan dari Anda. Silakan di koment ^_^