Sabtu, 06 April 2013

Sepenggal Cerita Tentang Si Mesin Jahit


Ada sebuah mesin jahit di rumahku. Kami biasa menyebutnya dalam bahasa Aceh dengan istilah "kilang". Penampilannya yang seperti rongsokan sungguh memprihatinkan. Tong di bawahnya hampir jatuh, satu lacinya sudah ompong seperti nenek tua yang tanggal giginya. Suaranya saat dikayuh berisik sekali, "khodok-khodok-khodok-khodok", bak suara batuk kakek-kakek yang sudah bau tanah. Saban hari, sepupuku yang pandai menjahit mengayuhnya dengan sabar dan gigih.



Walaupun penampilan si mesin jahit sangat berantakan, dia tak pernah berhenti mengalirkan rupiah. Sekali kayuh, 10 ribu hingga 150 ribu bisa ia kucurkan. Ah, sungguh baik hati.

Sebenarnya, si Kilang bukanlah milik kami, melainkan milik tetangga sebelahnya tetangga sebelah kami. Awalnya, si Kilang mendekam di pojok dapur tetangga sebelah, karena di rumah empunyanya tidak ada lagi lapak untuk tempat ia berdiri. Maklum, rumahnya kecil dan ia punya dua orang anak yang pastinya butuh banyak tempat bermain di dalam rumah. Tetangga sebelahku punya nasib yang sama, namun rumahnya masih punya sedikit tempat berdiri untuk si Kilang meskipun ia harus di tindih si kompor.

Jadi, akhirnya, saat kedua tetanggaku ini tahu bahwa sepupuku punya keahlian menjahit, keduanya menawarkan si Kilang. Katanya, "Dipakai saja mesin jahitnya, dari pada ia berdiri sia-sia di dapur dan memakan tempat. Tapi, perlu diperbaiki sedikit di sana-sini dan diberi pelumas". Setelah dipikir-pikir, sepupuku setuju. Kami lalu memboyong si Kilang ke rumah dan memberinya sedikit perbaikan. Sejak saat itu, orderan mulai datang dan si Kilang memainkan aksinya.

Si Kilang membawa berkah. Sungguh berkah. Ia membantu kami saat kantong meranggas di akhir bulan. Yaah, setidaknya ia mampu membuat kami bertahan.

Namun, di balik semua itu, ada pelajaran yang lebih berharga yang kudapat dari si Kilang. Si kilang sudah tua, namun ia masih memberi manfaat terbaiknya dan performa terbaiknya untuk orang lain, sebaliknya dengan aku, masih muda, usia produktif, kuat, tapi tidak bisa memberi manfaat dan performa terbaik untuk diri sendiri, apa lagi orang lain. Si Kilang, sebuah mesin, telah mengajariku pelajaran besar dan aku sangat lamban dalam perubahan. Ayolaaah..... (Hooooaaam!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Orang bijak tinggalkan jejak :)

Masukan dan kritikan yang baik dan membangun sangat ana harapkan dari Anda. Silakan di koment ^_^