Selasa, 26 Agustus 2014

Pasrah atau Menyerah?

Masalah. Siapa sih yang tak punya? Semua orang pasti punya. Setenang apapun air, setidaknya akan ada seekor lalat yang membuat riak kecil di atasnya. Oh, bahkan daun.

Puncak masalah? Pasti akan tiba, seiring dengan berkembangnya suatu masalah. Saat itulah, rasa-rasanya tulang mau remuk, dada hendak pecah, kaki lumpuh, tubuh tak berdaya. Nyali menjadi ciut. Mestinya ada dua pilihan yang cenderung dipilih. Pasrah atau menyerah.

Apa itu pasrah?
Pasrah identik dengan tawakkal, yaitu berserah diri kepada Allah atas segala usaha yang telah dilakukan. Tapi bukan menyerah sama sekali. Diawali dengan usaha dan usaha, berjuang dan berjuang, lalu, ketika tidak berhasil, pasrah dalam doa. Artinya, seseorang terus melakukan yang terbaik yang ia bisa untuk berhasil atau menemukan jalan keluar, dan ketika ia tidak dapat melakukannya, ia yakin bahwa ini diluar kuasanya. Sudah takdir, begitulah orang kita menyebutnya. Di masa selanjutnya, ia akan mencari alternatif lain yang lebih baik dari sebelumnya. 

Lalu, apa itu menyerah?
Pernah mendengar kalimat, "kalah sebelum bertanding"? Begitulah ibaratnya kata menyerah. Negatif, terdengar begitu putus asa dan lemah. Dan kalah. Seolah-olah tidak ada cara apapun di dunia ini yang bisa menyelesaikan masalah yang dialami. Seolah hanya ia seorang diri yang begitu menderita. Seolah tidak ada pertolongan lagi. Lebih tepatnya, kata menyerah hanya pantas digunakan untuk orang yang tidak mengakui adanya Tuhan. Ia lupa, siapa yang memberinya masalah itu, maka ia lupa juga kemana harus mengadu agar bisa menyelesaikan masalahnya. 

Kesimpulannya, sebagai seorang yang beriman kepada Allah SWT dan Rasul saw. kita seharusnya bersikap pasrah saat ada hal yang tidak bisa kita raih, masalah yang tidak bisa kita atasi, karena di balik kata pasrah masih ada harapan, sedangkan di balik kata menyerah, tidak ada lagi harapan. Dengan pasrah, kita melapangkan dada dan membuka cakrawala pemikiran sehingga inspirasi-inspirasi baru akan bermunculan di masa yang akan datang.

Semua ini hanya masalah waktu, percayalah. Allah tidak akan membebankan kita dengan beban yang tidak bisa kita pikul. Ingat, QS. Thalaq ayat 2, "Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan membukakan jalan keluar". 

Dan tentu saja, dalam surat Al- Insyirah, ayat 5-6, "Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan". 
Maka, jangan menyerah, jika kita sudah tak sanggup, pasrahlah. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Orang bijak tinggalkan jejak :)

Masukan dan kritikan yang baik dan membangun sangat ana harapkan dari Anda. Silakan di koment ^_^