Kamis, 26 Juni 2014

Arti Teman Sebangku


Begitu banyak teman sebangku di dunia ini, adakah kita mengenang mereka?
Mungkin sebagian orang berpikir, ia hanya sekedar teman sebangku. Sekedar. Ya, tapi bagiku mereka lebih dari itu. Mereka adalah sahabat, teman curhat, teman bermain, teman makan, teman bercanda, bahkan teman menangis. Siapapun mereka, ketika kita butuh sesuatu misalnya pulpen, orang pertama yang kita tanyakan dan mintai pulpennya adalah teman sebangku. Jarang kan, kita berjuang mati-matian manggil sahabat kita di pojok kelas hanya untuk pulpen sebatang. Itulah mengapa, arti dari teman sebangku itu lebih dari itu.
Aku akan memberi sebuah interpretasi amatir tentang seorang teman sebangku.
Ini dia!
……
Ia seperti sebuah buku
Saat kamu tidak paham akan sesuatu, padanya kamu menuju
Ia seperti lagu yang dinyanyikan
Kala kamu suntuk, ia datang mewarnai

Mencubitmu, mencoretmu, berbisik di telingamu, bahkan berteriak keras.
Kadang kamu jengkel, tapi saat sehari saja ia tak datang
Rasa sepi mengayomi
Ia juga motivator, mendorongmu untuk maju ke depan kelas
Memberi  contekan saat kamu kesulitan
Membelikanmu jajan dan uang seribu terkadang karena jajanmu ketinggalan
Menawarkanmu nasi bekalnya, kue jajanannya, bahkan pisang rebus tabur kelapa
Ia juga romantis, sering menggenggam tanganmu saat jalan berdua, menemanimu ke toilet dank ala kamu sakit, ia adalah orang yang memapahmu ke UKS.
Dari TK hingga jenjang SMA, ada banyak sekali teman sebangku yang kupunya. Disini, sebisaku akan kutuliskan tentang mereka. Semuanya.


1.       Semasa TK

Ada 2 orang teman sebangku saat aku masih TK. Kenapa? Karena untuk satu meja, ada 3 orang siswa yang mengisi. Aku, Raudhatunnur dan Halimatussakdiah. Mereka berdua adalah sahabat yang paling kuingat semasa TK. Tapi, aku sempat lupa nama Raudhatunnur. Ia biasa dipanggil Aton. Bertahun kemudian saat aku duduk di bangku MTs, memori tentangnya kembali saat tiga serangkai itu dipertemukan kembali di balee beut yang sama. Duuuh, serunyaa. Maaf Aton, sebenarnya aku tak ingin melupakanmu begitu lama. Aku sering berpikir tentangmu, tapi aku lupa namamu. Begitu kita ketemu lagi, aku bahagia sekali. Sementara Halimah, ia memang selalu di sisiku, tak ada alasan kenapa aku lupa padanya.

2.       Semasa MI (Madrasah Ibtidaiyah)
·         Kelas satu, dua dan tiga, teman sebangkuku Halimatussakdiah, teman yang sama saat di TK.
·         Kelas 4, teman sebangkuku namanya Musnayati. Terakhir kali kudengar tentangnya saatku kelas 2 MTs, setelah itu, aku tak mendapati kabar apapun.
·         Kelas 5, teman sebangkuku bernama Hulaimah dan Halimah. Seringkali kami bertukar-tukar tempat duduk.
·         Kelas 6, awalnya teman sebangkuku adalah Hulaimah, namun aku pindah sekolah ke tempat lain, di sana teman sebangkuku ada dua. Pertama namanya Mutia Rahma, ia menjadi korban tsunami (allahummagfirlaha) dan kedua namanya Rini Mauliyanti. Kisah yang indah bersama mereka, mereka berhasil mengembalikan semangat si anak kampung yang trauma akibat konflik ini.

3.       Masa MTs

·         Kelas 1, namanya Erni Yusnita. Aku ingat sekali, ia memberiku hadia ulang tahun berupa bingkai foto yang manis. Aku bahagia sekali. Oiya, Erni pandai tilawah, suaranya merdu sekali. Ia juga merupakan “sinden” di grup rebana sekolah kami. Sudah lama kucari kabarnya, tapi tak dapat-dapat laah… Aku juga mencoba cari di fesbuk, tapi belum ketemu…
·         Kelas 2 dan 3, namanya Khairunnisa. Kami sekelas memanggilnya Kak Runi, seorang teman sebangku, juga seorang kakak. Yeaah, karakter beliau memang begitu, jiwanya mendidik dan begitu apa adanya. Beliau juga pandai. Sekarang kami berjumpa lagi di jurusan yang sama di fakultas tempatku kuliah. Seneng rasanyaa…

4.       Masa MA
  •   Kelas satu, nama teman sebangkuku Putri Desriana. Ramah sekali orangnya. Ia yang mengajakku untuk duduk berdua saat pertama kali masuk kelas. Ia pinter, baik, suka memberi dan pernah sekali mentraktirku makan di luar. Aih, aku belum membalas traktirannya kali itu. Akan kuusahakan kita makan-makan berdua nanti…
  • Kelas dua, ia bernama Zuraida. Manis, pandai, pinter nyanyi, so sweet banget orangnya. Banyak hal yang kuingat dari Zuraida, banyak banget, dan berarti banget buatku.
  •    Kelas tiga, awalnya aku masih sebangku dengan Zuraida, tapi kemudia Ibu Wali Kelas melakukan beberapa roker tempat duduk. Zuraida yang kena, ia dipindahkan dari tempat duduknya semula dan Almira menggantikan posisinya. Awalnya sediiih banget, karena rasanya Zuraida udah dekat di hatiku, ciyeee. Hehe. Tapi duduk dengan Almira ternyata seru juga. Dibalik sikapnya yang bak seorang putri, ia juga merupakan teman dan sahabat yang baik. Mira mengajarkanku bagaimana cara membuat tornado kecil yang imut. Lalu meja kami jadi penuh dengan tornado-tornado itu. Hehehe.

Indah sekali, kenangan itu…

Well, pada kenyataannya sekarang, aku tidak bisa sedekat dulu lagi dengan teman sebangkuku. Kami sudah berpisah bangku. Aku menuju bangkuku sendiri dan ia juga mempunyai bangkunya sendiri yang harus diduduki. Pada mulanya berat sekali bagiku mengetahui kenyataan bahwa dulu kami sangat dekat, tertawa dan menangis bersama, gila bersama, lalu ketika berjumpa sekarang hanya sekedar sapa dan tersenyum simpul. Aiiih, periiih…
Bagaimanapun masing-masing mereka punya kehidupan sendiri. Begitu juga aku. Tapi, tetap, aku tetap berusaha menjadi teman sebangku seperti yang dulu bagi mereka. Miss u so much, teman sebangkuku.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Orang bijak tinggalkan jejak :)

Masukan dan kritikan yang baik dan membangun sangat ana harapkan dari Anda. Silakan di koment ^_^