“Ini, buku kamu ketinggalan di
kantin kampus,” kata cowok itu. Sausan hanya tersenyum.
“Terima kasih,” ungkap Sausan datar.
Lalu menerima buku yang disodorkan cowok tersebut.
“Nael. Aku Nael.”cowok itu
memperkenalkan dirinya.
Sausan hanya bengong dan kemudian, tersenyum sedikit.
Sausan hanya bengong dan kemudian, tersenyum sedikit.
“Makasih, Nael” ulang Sausan, masih
bernada datar. Ia tidak pernah berada pada posisi seperti ini, makanya rasanya
kikuk betul. Ia langsung berpaling dan meneruskan perjalanannya , meninggalkan
si cowok yang terheran-heran dengan ekspresi datarnya.
Ya, begitulah Sausan. Gadis yang
terkenal dengan kejelekan rupanya di kampus. Seringkali ia mendapat julukan si
hangus, muka datar, bahkan dorayaki. Itu karena bibirnya yang agak jontor ke
depan. Meski ia sering bilang tidak apa-apa, sebenarnya dalam hati ia minder stadium
akhir. Ia bahkan sudah memutuskan pindah kuliah karena tidak tahan. Yaa, ini
untuk menyelamatkan batin yang selalu tersiksa, begitu alasannya.
Hari ini sebenarnya hari terakhir Sausan
menginjakkan kampus yang selama ini ia duduki. Merasa ia harus menikmati hari
terakhir ini bagaimanapun juga, Sausan memilih menyeruput es the manis di
kantin kampus sambil baca buku diarinya. Alamak, kayak tak ada buku lain saja.
Yaa, mau bagaimana lagi, beginilah Sausan. Setelah tetes terakhir es tehnya
ludes. Sausan beranjak dan meninggalkan kantin. Tanpa sadar, ia meninggalkan
buku diarinya di atas meja. “Sausaan, don’t leave me alone!” teriak si diari.
Sayangnya, hingga perjalanan seratus meter, tak ada hal yang menyadarkannya
bahwa diarinya memanggil-manggil.
Dan kini, diari itu kembali lagi ke
tangannya, berkat Nael, cowok tadi itu. Sebenarnya ada hal yang aneh dari raut
wajah Nael saat memperkenalkan namanya tadi. Hanya saja, Sausan terlalu polos untuk
memaknainya.
Beberapa minggu kemudian.
“Telelelelelelelelelelelelelelelet”
jerit hape “Noxia” jadul punya Sausan. Sausan yang sedang berada di dapur
melarikan diri dari penggorengan untuk meraih hapenya.
“Assalamu’alaikum, halo?” sapa
Sausan ramah. Ya, Sausan selalu begitu jika mengangkat telepon.
“Wa’alaikum salam. Ini Sausan?” sahut
sebuah suara. Cowok. Sausan jadi bergidik. Siapa lagi ini? Pasalnya akhir-akhir
ini ada cowok yang telpon maksain Sausan
mengakui namanya Yuli. Ahay! Aneh-aneh banget orang jaman sekarang.
“Ya, ini siapa?” gaya bicara datar
Sausan jadi kumat.
“Ini Nael. Masih ingat?” seru si
cowok semangat.
Sausan terdiam karena berpikir
sejenak.
“Oh, Nael. Ada apa, ‘El?” tanggap
Sausan, masih dengan gaya robot menjawab telepon. ‘El, nama panggilan yang baru
dibuatnya itu ngak jelas, sembarangan banget. Begitulah Sausan.
“Idih, jangan sembarangan bikin nama
panggilan untuk orang. Nael itu sudah singkat, jangan disingkatin lagi, dunk!”
protes Nael.
“Oh, sorry. Ada apa, Nael? Cepetan
bilang, kalo ngak pisgor aku ntar angus,” seruduk Sausan kurang nyambung.
“Kamu kemana sih? Kok ngak kelihatan
di kampus?” tanya Nael dengan nada serius.
“Aku pindah kampus,” jawab Sausan
cuek.
“Kenapa pin…. Tut tut tut… Sausan sudah
tau pertanyaannya apa, ia langsung memutuskan teleponnya. Mendiamkan hapenya
dan kembali ke dapur. Sausan menghela
napas. Pisang gorengnya jadi seperti
perasaannya saat ditanya kenapa ia pindah kampus. Hangus.
Hari berganti hari. Siang berganti
malam. Rupanya Nael tak pernah absen menelpon Sausan. Sausan jadi risih. Dia
menduga aka nada sesuatu yang tak beres dengan cowok ini. Ia memutuskan untuk
tidak mengangkat telpon Nael lagi.
Suatu hari datang sms.
“Sausan, maukah kamu jadi kekasih
halalku?” from Nael.
Gila ini orang, teriak Sausan dalam
hati. Belum-belum sudah pakai nembak orang, ngak tanggung-tangung pula. Kekasih
halal bok, itu sampai mati. Sausan hendak menolak.
“Aku jelek, nanti kamu nyesal,” sent Sausan.
“Kamu memang jelek, aku sudah
pertimbangkan itu, aku yakin aku ngak bakalan nyesal” balas Nael.
Disebut memang jelek, Sausan jadi
merah kuping. Ini orang mau diterima apa ditolak sih?
“Datang ke orang tua kalo berani,”
balas Sausan lagi. Biar tau rasa ni orang.
Esoknya, Sausan ditelpon bapaknya.
“Noeng, di ruang tamu ada pemuda.
Katanya dia mau lamar kamu. 17 mayam diberikan tunai. Kamu bersedia?” cerocos
bapak tanpa a i u, ba bi bu, ta ti tu dst. Sausan pingsan di tempat.
Singkat cerita, akhirnya mereka
menikah di bulan Ramadhan, 7 hari setelah proses lamar melamar. Tidak ada cinta
di hati Sausan, ia hanya mengikuti perintah orang tua dan sunnah rasul.
Tibalah masa Nael pulang ke rumah
Sausan. Sausan kaget saat masuk kamar. Ada maling, begitu ia hendak teriak.
Tapi kemudian ia teringat, itu suaminya. Hatinya jadi campur aduk.
Nael menariknya ke sisinya. Ia
menurut, tapi pandangannya diarahkan ke sudut kamar.
“ Kenapa?” akhirnya Sausan bersuara.
“Kenapa kamu mau menikah denganku?” kali ini lebih tegas. Nael menghela napas,
lalu tersenyum.
“Kamu masih ingat dengan kata-kata
ini ngak? ‘Aku akan menuruti apa saja kemauan orang yang mau menjadi imamku,
walauku sadar, mungkin aku tidak akan bisa menjadi makmum dari imam manapun,
karena kekuranganku’ “ Nael membuka penjelasannya. Sausan terkejut. Itu adalah bagian tulisan
diarinya. Mukanya memerah.
“Sembarangan kamu, buka diari orang.”
tanggap Sausan, dengan dongkol luar biasa.
“Aku tidak sengaja. Aku menemukan diarimu
dalam keadaan terbuka dan langsung terbaca begitu saja. Walaupun gitu, aku berhak, kan? Kamu akan
menuruti apa saja kemauanku?” lanjut Nael tanpa peduli.
“Ya, betul. Kamu berhak,” gumam
Sausan.
“Sebenarnya hanya ada satu
permintaan,” ungkap Nael. Sausan menunduk. Nael mengangkat dua tangannya meraih
wajah Sausan. Kini mereka berhadapan.
“Lupakan semua kekuranganmu, kamu
itu sempurna, dan berikan saja cinta itu untukku,” ujar Nael lembut. Sausan
luluh. Nael telah membaca bagian terpenting dari diarinya. Dan Nael cukup
memahami maknanya. Air mata Sausan meleleh, terburai tak berhenti, tumpah ruah.
“Aku akan melakukannya, aku janji,”
Dan kini, musim semi abadi melanda
hati Sausan. Mereka berdua lalu berpelukan. Indah.
Lampoh U, 2 Ramadhan 1435 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Orang bijak tinggalkan jejak :)
Masukan dan kritikan yang baik dan membangun sangat ana harapkan dari Anda. Silakan di koment ^_^