Assalamu'alaikum my blog...
Kembali ku menjambangimu dengan penuh suka cita...
Hari ini, hari terakhir di tahun 2012,
Yaah, memang waktu cepat berlalu...
Mmm... Evaluasi diri yuukk...!
Apa yang sudah kulakukan di 2012 ini, yang bermanfaat, yang berguna baik itu bagiku maupun bagi orang lain...
Okee... Aku mulai ya?
Senin, 31 Desember 2012
Minggu, 16 Desember 2012
Hijab Isn’t a Choice, But It’s an Obligation
Aku berjilbab
sejak kelas 4 SD. Meskipun saat itu jilbab bertengger di kepalaku, tetapi
bajuku masih berlengan pendek dan rokku masih rok selutut. Namanya juga masih
anak-anak.Walaupun begitu, orang tuaku tetap menyuruhku berjilbab. Maklum,
keluargaku lumayan sangat memperhatikan masalah agama. Ketika itu, berjilbab
bukanlah keinginanku, tetapi semata-mata karena kedua orang tuaku, terutama
ayahku memerintahkanku memakai jilbab ketika keluar rumah. Waktu itu, yang
terpikirkan di kepalaku, alasan mengapa ayahku menyuruhku berjilbab adalah
karena aku malas menyisir rambut, sehingga rambutku sering berterbangan seperti
rambut singa. Ya, aku bisa menerima alasan itu. Dan itulah yang menjadi alasan
pertama mengapa aku mengenakan jilbab.
Jumat, 25 Mei 2012
Malu aku maluuu... uu..
Pada
sinyaaaal merah...
Yang berbaris di blog...
Menatap kucuriga...
Yang berbaris di blog...
Menatap kucuriga...
Seakan
penuh tanya...
Sedang apa disini?
Mengenang masa SMA jawabku... uu..
Masa-masa paling indah, masa-masa di SMA...
Tiada masa paling indah, masa-masa di sekolah....
Dear My Sweety Blog...
Awalnya, aku menganggap pernyataan bahwa masa SMA adalah masa paling indah itu adalah "omongkosong" belaka. Tapi, setelah melewati beberapa tahun di sana, aku mulai berpendapat bahwa sepertinya penyataan itu perlu dipermak menjadi seperti ini, "Masa SMA adlah masa yang paling sangat indah". Kayaknya sama aja yaaa,,,, Ahahaha
Tahun pertama n kedua memang sedikit terasa hambar, namun, tahun ke-3 terasa begitu terasa. Manisnya, pahitnya, asemnya, hingga sepetnya. Kayak rujak aja yaaa... :D. Apalagi aku punya teman-teman sekelas yang menurutku berasal dari berbagai macam planet yang tidak pernah ditemukan. Namun, pada hakikatnya planet itu tidak ada, yang ada hanya "mereka juga menghuni planet yang sama dengan ku." Jadi, jangan kuatir, aku dan temanku bukan alien kok. :D. Teman-temanku itu punya tingkah yang tidak terduga. Macam-macamlah, ada yang begini, ada yang begono, ada yang begitu. Yang jelas, tidak sama denganku. Kalau dijelaskan di sini, ntar bisa bervirus kamu, blogku.
Sedang apa disini?
Mengenang masa SMA jawabku... uu..
Masa-masa paling indah, masa-masa di SMA...
Tiada masa paling indah, masa-masa di sekolah....
Dear My Sweety Blog...
Awalnya, aku menganggap pernyataan bahwa masa SMA adalah masa paling indah itu adalah "omongkosong" belaka. Tapi, setelah melewati beberapa tahun di sana, aku mulai berpendapat bahwa sepertinya penyataan itu perlu dipermak menjadi seperti ini, "Masa SMA adlah masa yang paling sangat indah". Kayaknya sama aja yaaa,,,, Ahahaha
Tahun pertama n kedua memang sedikit terasa hambar, namun, tahun ke-3 terasa begitu terasa. Manisnya, pahitnya, asemnya, hingga sepetnya. Kayak rujak aja yaaa... :D. Apalagi aku punya teman-teman sekelas yang menurutku berasal dari berbagai macam planet yang tidak pernah ditemukan. Namun, pada hakikatnya planet itu tidak ada, yang ada hanya "mereka juga menghuni planet yang sama dengan ku." Jadi, jangan kuatir, aku dan temanku bukan alien kok. :D. Teman-temanku itu punya tingkah yang tidak terduga. Macam-macamlah, ada yang begini, ada yang begono, ada yang begitu. Yang jelas, tidak sama denganku. Kalau dijelaskan di sini, ntar bisa bervirus kamu, blogku.
Kami
menamai diri kami suku La-MunThe. "La" kepanjangan dari laskar, dan
Mun-The adalah nama guru kami, Ibu Zakiah Munthe, jadi, biar kami selalu ingat
sama beliau, maka kami mencantumkanlah nama beliau di nama suku kami.
Ngomong-ngomong soal suku, pasti ada kepalanya. Nah, kepala suku kami itu, Aulia namanya. Manis orangnya, lucu ngomongnya, dan bijaksana tentunya.. Ahahaha... :)
Suatu hari setelah selesai seleksi pementasan drama untuk acara perpisahan kami... |
Jalan-jalan ke Medan : Istana Maimun |
Bergaya di bawah pohon cintaa |
On the way to Brastagi from Prapat |
At Hotel Siantar, Lake Toba, Prapat... |
Dan, kamilah anggota-anggota suku : Mufti, Rian, Almira, Bara-ah, Risa, Roza, Olniya, Amaliya, Fhonna, Yulia, Husila, Noni, DePe, Santi, Wiya, Zuraida, Shofi, Mikyal, Linda, Yana, Muche, Anis,
Ayi, Jabar, Shafhan, Nopal, Rizal, Madina dan Putri...Sekian tentang masa SMA-ku, yang lainnya, kamu ngak perlu tau blog ya... Just secret :)
Bumbu Sederhana Ikan Asam Pedas
Untuk Ikan Ukuran Kecil
Bawang merah
Cabai (boleh cabai rawit atau cabai merah)
Kunyit
Asam Sunti
*Semua bumbu dihaluskan kemudian dimasak dengan ikan, atau ditumis juga enak. Tambahkan daun kari dan cabai hijau yang sudah dirajang. Tunggu hingga matang dan siap di sajikan.
Untuk Ikan ukuran Besar
Bawang merah
Bawang putih
kunyit
asam sunti
jahe
ketumbar
*Cara masak sama dengan yang diatas... Cuma, cabe hijaunya tidak usah ditaruh. Selamat mencoba :)
Bawang merah
Cabai (boleh cabai rawit atau cabai merah)
Kunyit
Asam Sunti
*Semua bumbu dihaluskan kemudian dimasak dengan ikan, atau ditumis juga enak. Tambahkan daun kari dan cabai hijau yang sudah dirajang. Tunggu hingga matang dan siap di sajikan.
Untuk Ikan ukuran Besar
Bawang merah
Bawang putih
kunyit
asam sunti
jahe
ketumbar
*Cara masak sama dengan yang diatas... Cuma, cabe hijaunya tidak usah ditaruh. Selamat mencoba :)
Kebahagiaan Yang Hakiki
Hi again, my luphphy blog...
Aku datang lagi untuk bercerita.
Ini mengenai perasaan.
Perasaan yang bernama bahagia.
B A H A G I A...
Blog, apa itu bahagia?
Ah, bodohnya aku. Aku menanyakan arti bahagia pada sesuatu yang tak pernah merasakan bahagia. Aiiih...
Baiklah, kujawab sendiri saja. Apa kebahagiaan menurutku?
Kebahagiaan itu, saat hati kita merasa lapang. Saat hati kita merasa nyaman walau di tengah kesempitan. Saat kita tahu bahwa ada yang menyayangi kita. Saat kita menyayangi dengan tulus. Saat kita ikhlas, saat kita tersenyum tanpa beban. Saat kita mendapat rahmat dari-Nya. Perasaan bahagia itu seperti ada kesejukan yang mengisi ruang dada kita. Bentuknya? Jangan tanyai aku, aku hanya tahu rasanya.
Kebahagiaan itu bagiku tiada lengkap tanpa kebahagiaan orang-orang di sekitarku. Jika aku bahagia, namun, saudara-saudaraku marah dan sedih, maka untuk apa? Jika aku bahagia sementara sahabat-sahabatku terluka maka untuk apa? Jika aku bahagia karena menyayangi sementara orang yang kusayangi tidak bahagia karena kumenyayanginya, maka untuk apa? Aku hanya berbahagia sendiri, maka itu tiada lengkap. Aku butuh orang-orang terdekat untuk ikut merasakan kebahagiaan yang kurasakan. Aku butuh itu. Aku butuh mereka semua untuk melengkapi kebahagiaanku.
Bahagia itu terkadang bisa diukur, terkadang tidak. Aku sering merasakan dua-duanya. Tetapi sedikit sekali aku bersyukur, sehingga kebahagiaan yang kurasa hilang tak berbekas hanya berbilang jam atau hari. Aku belum pernah merasakan kebahagiaan abadi. Kabahagiaan yang tiada sirna ditelan waktu.
Aku sudah lama mencarinya, kebahagiaan abadi itu. Tetapi belum jua kudapatkan. Namun, akhir-akhir ini sering kupelajari tentang kebahagiaan hakiki. Kebahagiaan hakiki itu hanya berasal dari Allah, Zat Yang Maha Esa, Yang Menciptakan segalanya, Yang Merajai seluruh alam semesta. Bagaimana kita bisa meraih kebahagiaan hakiki itu? Dengan mendekatkan diri kepada-Nya. MenyembahNya, mengingatNya, mencintaiNya lebih dari apapun, mengagumiNya, dan merasakan kehadiranNya dalam setiap udara yang kita hirup, pada setiap gerak-gerik jantung kita yang berdetak, pada setiap desiran darah yang mengalir melalui pembuluh-pembuluh arteri dan vena kita. Begitu indahnyaa..
Aiih. Jikalau memang begitu, berarti yang selama ini kulakukan belum mencukupi, meskipun setengahnya. Aku masih harus belajar menerapkan hal-hal yang membuatku menjadi dekat denganNya. Agar aku bisa merasakan kebahagiaan hakiki dari Sang Pencipta, Allahu Akbar!!
:)
:)
Yaa Allah, himpunkanlah aku bersama orang-orang yang shalih pada hari yang Engkau janjikan nanti. Serta izinkanlah aku bertemu denganMu dan melihat wajah agungMu yang Maha Indah.. Aaaamiiin...
Minggu, 20 Mei 2012
PENGORBANAN MAK
(Pernah Dimuat di Majalah Sekolah "GMM" MAN Model Banda Aceh)
“Mak, harga
beras naik lagi, ka limong blah ribee”,kataku
pada Mak sepulang dari pasar. Kuletakkan barang-barang belanjaan di atas meja
dapur. Mak menoleh sebentar kearahku,kemudian kembali menggiling asam u.
“Semua barang
pada mahal sekarang. Allah hai Poe. Breuh
ka di ek yum jeut keu limong blah ribee, eungkoh jak u blang manteng golom
di ek, boh pat ta cok tsen?”, kata Mak
kemudian. Asam u yang sudah di
gilingnya di letakkan dalam piring kecil dan di taruh dibawah tudung saji.
Aku
hanya diam mendengar perkataan Mak. Ini bukan pertama kalinya Mak komplain
masalah kenaikan harga kebutuhan. Aku bahkan tidak sanggup menghitung sudah
berapa kali. Mak juga tak pernah sekalipun merasa lega kalau harga kebutuhan
turun. Mak hanya berkata pendek setiap kukatakan harga beras turun.
“Dua uroe treuk ka di ek loem”.
Untuk kesekian kalinya jawaban Mak benar.
Beberapa hari kemudian harga beras naik lagi. Bahkan lebih tinggi dari harga
sebelumnya. Mak benar-benar dibuat pusing dengan kenaikan harga itu. Tapi aku
tahu betul, Mak pasti selalu punya solusi saat harga beras melambung tinggi.
Ya, selama itulah, aku dan Mak berpuasa dari ikan. Untuk beberapa waktu kami
menjadi vegetarian.
Hari
ini sepulang sekolah, aku mampir di kedai Kak Nah untuk mengambil uang hasil penjualan pisang goreng yang
kautaruh tadi pagi dikedainya. Semuanya ada dua belas ribu. Ku ambil uang dua
ribuan dan kuserahkan pada Kak Nah. Sisanya kuselipkan dalam kantong rokku.
Setelah pamit sama Kak Nah aku pun pulang kerumah.
Dirumah
Mak menanti didapur. Seperti biasa aku mencium aroma harum telur dadar asam u. Ludahku rasanya tak henti
mengalir, cepat cepat kuhampiri Mak didapur.
“Assalamu’alalikom”,
ucapku sambil membuka pintu dapur.
“Wa’alikomsalam”,
jawab Mak dengan logat Acehnya yang kental. Mak tersenyum melihat kedatanganku,
anak gadis semata wayangnya.
“Boh jak gantoe laju bajee mangat ta pajoh bu”,
kata Mak lembut. Mak paling senang tiap kali melihatku pulang sekolah. Aku
menurut, kulangkahkan kakiku menaiki rumah panggung sederhana tempat kami
menetap. Ku ganti baju sekolahku dengan baju rumah yang sederhana. Setelah itu,
kuhampiri Mak yang sedang menyiapkan makanan diatas meja.
Tiba-tiba
aku teringat sesuatu. Dua hari yang
lalu, Bu Cut, wali kelasku disekolah menyampaikan bahwa sebentar lagi kami akan
menghadapi UAN, jadi sekolah memutuskan mengadakan les sore. Les ini
dimaksudkan agar para siswa lebih memahami materi UAN. Dan untuk kelancaran les
itu, pihak sekolah meminta kesediaan siswa untuk membayar uang les senilai dua
ratus ribu.
Aku
berpikir sejenak. Mungkin Mak tidak punya uang sebanyak itu, tapi aku
memberanikan diri menyampaikan hal itu kepada Mak.
“Mak,
minggu depan Mutia ada les sore di sekolah”, ujarku pada mak selepas shalat
dhuhur. Saat itu Mak sedang duduk-duduk diatas panteu sambil menikmati angin yang berhembus pelan.
“Pakoen teuman?”, Tanya mak beberapa saat
kemudian.
“Di
bilang sama ibuk guru kami harus membayar uang les”, jawabku pelan. Mak menoleh
sesaat, ku kira Mak akan mengeluhkan kekurangan uang. Tapi, kata-kata Mak mengejutkanku.
“
Padum? Pajan teuman beuna?”,tanya Mak lagi, raut mukanya tampak serius.
Aku
menghela napas, berharap Mak tidak akan terkejut.
“
Dua ratus ribu, harus dilunaskan dalam minggu ini”, jawabku dengan sedikit
menahan suara. Ku kira Mak akan mengomel. Tapi Mak kelihatan tenang-tenang
saja. Beliau hanya mengangguk anggukkan kepala dan berkata pendek.
“Kajeut, kajeut!”.
Perasaanku
langsung lega. Hari ini hari terakhir pelunasan uang les. Tapi Mak belum
kunjung memberikan uang. Kupikir mak pasti lupa. Aku memberanikan diri untuk
meminta.
“Mak,
hari ini hari terakhir kasih uang les”, ujarku saat sedang memakai jilbab
didepan cermin. Mak sedang melipat baju-baju yang kemarin dijemur.
“
Oh nyoe! Mak karab tuwoe neuk.
Uangnya ada dalam lemari, dalam dompet”, kata Mak. Aku membuka pintu lemari,
mendapati dompet lusuh punya Mak. Ku buka dompet itu, aku terkejut mendapati
banyak sekali uang disana. Aku bingung, dari mana Mak dapat uang sebanyak ini.
Kupandangi tangan mak. Mataku terasa panas.
“
Mak, kalau Mak tak ada uang. Mak bilang sama Mutia. Kenapa Mak jual cincin jeunamee Mak? Itu kan satu-satunya
barang berharga yang Mak punya”, kataku sedu sedan. Kupeluk tubuhnya yang
ringkih.
“Neuk, kalau kamu sudah pandai, semua
barang berharga bisa kita beli. Sekolahlah yang rajin, neuk!”,kata Mak sambil mengusap kepalaku. Matanya sendiri basah.
Aku
tak kuasa menahan tanggis. Kupeluk lagi tubuh Mak, dalam hati aku berjanji
tidak akan mengecewakannya. Dan soal cincin jeunamee
Mak, akan kuganti nantinya dengan cincin yang lebih mahal. Setelah aku
berhasil.
Keterangan
:
-
ka limong blah ribee : sudah
lima belas ribu
-
Allah hai Poe. Breuh ka di ek yum jeut keu limong blah
ribee, eungkoh jak u blang manteng golom di
ek, boh pat ta cok tsen? :Ya Allah ya
Tuhan, harga beras sudah naik jadi lima belas ribu, upah membantu di sawah saja
belum naik, darimanakah kita dapat uang?
-
Dua uroe treuk ka di ek loem : beberapa
hari lagi pasti naik lagi harganya
-
Boh jak gantoe laju bajee mangat ta pajoh bu :Ya
sudah, ganti baju dulu biar bisa makan.
-
Pakoen teuman? : Memangnya
ada apa?
-
Padum? Pajan teuman beuna? :
Berapa? Kapan harus ada?
-
Kajeut, kajeut! : Baiklah,
baiklah!
-
Oh nyoe! Mak karab tuwoe neuk. :
Oh iya, ibu hampir lupa, nak!
-
Jeunamee : Mahar
*Menggunakan bahasa sehari-hari khas
Aceh Utara.
Sabtu, 19 Mei 2012
Inner Beauty, Cantik dari Hati
My lovely blog,
Ternyata semua orang baik
itu cantik. Aku tidak tahu mengapa. Aku hanya bisa mengatakan bahwa mereka
cantik. Cantik cantik cantik dan aku selalu ingin berada di dekat mereka.
Eits!
Itu aku yang dulu. Aku yang sekarang sudah tau jawaban “mengapa”-nya. J
Orang baik itu, pancaran
kecantikannya berasal dari hati. Mereka tidak pernah memandang sinis terhadap
orang lain, berpikiran positif, pemaaf, dan tidak buruk sangka. Jika dilihat ke dalam
matanya, ada pancaran kasih sayang, semangat dan persahabatan. Aku tidak tahu,
kala melihat pancaran sinar mata itu, ia tampak sangat cantik. Lengkap. Dan
tiada kurang suatu apa. Itulah yang kurasakan. Pancaran kebaikan yang berasal dari hatinya tercermin pada matanya. Tatapan yang lembut, tulus dan bersahabat. Selain itu, cantik itu, bagiku terletak dari seringnya seseorang itu tersenyum. Senyum yang bersahaja, tanpa ada kesombongan di baliknya.
Namun, tak semua orang bisa melihat secara gamblang apakah seseorang itu memiliki kecantikan yang berasal dari hati. Ada orang yang hanya menampakkan pada orang-orang terdekat saja, atau hanya orang-orang yang mengenal dia yang tahu. Ada juga yang memang inner beautynya lansung terpancar tanpa perlu diselidiki lagi.
Nah, kesimpulannya. Cantik itu tak hanya berasal dari fisik, tetapi ia juga berasal dari hati. Cantik fisik itu hanya dalam pandangan, tetapi cantik hati itu langsung ke hati. Kecantikan hati tidak akan pudar selama kebaikan kebaikan yang tulus masih tertanam dalam hati kita.
:)
***Aku punya ngak ya kecantikan dari hati??
Meneketehe...
Meneketehe...
*** Langkah-langkah Kecil yang Menciptakan Senyuman ***
Aku suka anak kecil.
Langkah kecil mereka. Cepat dan bersemangat. Meski mereka tak kuat melangkah jauh.
Mata berbinar mereka saat melihat permen dan coklat.
Ingus dan hidung merah mereka saat menangis.
Langkah kecil mereka. Cepat dan bersemangat. Meski mereka tak kuat melangkah jauh.
Mata berbinar mereka saat melihat permen dan coklat.
Ingus dan hidung merah mereka saat menangis.
Suara mereka saat tertawa.
Rengekan mereka saat mogok.
Jeritan mereka saat menangis.
Celemokan mereka saat makan.
Uio,, mereka begitu lugu, mereka begitu lucu.
Rengekan mereka saat mogok.
Jeritan mereka saat menangis.
Celemokan mereka saat makan.
Uio,, mereka begitu lugu, mereka begitu lucu.
Ada kebahaagiaan saat melihat mereka tersenyum.
Ada keceriaan saat mereka tertawa.
Dan semakin besar kebahagiaan itu saat ku mencium pipinya.
Mencubit geram pipi sebelahnya lagi.
Menggelitiki telapak kakinya.
Anak-anak kecil itu bagai malaikat.
Malaikat pembawa kegembiraan dan keceriaan.
Luv u, anak-anak kecil ^_^
Ada keceriaan saat mereka tertawa.
Dan semakin besar kebahagiaan itu saat ku mencium pipinya.
Mencubit geram pipi sebelahnya lagi.
Menggelitiki telapak kakinya.
Anak-anak kecil itu bagai malaikat.
Malaikat pembawa kegembiraan dan keceriaan.
Luv u, anak-anak kecil ^_^
Kamis, 02 Februari 2012
Kucing-Kucing (Cerita Ngak Lucu)
Hai sobat!!
Dari kecil, hidupku tak pernah lepas dari suatu makhluk yang bernama kucing. Tapi bukan berarti aku penyuka kucing - walaupun awalnya sedikit suka - yang punya keranjang khusus kucing yang ditaruh di kamar trus kucingnya dipeluk-peluk tiap hari. Mungkin karena rumahku berada di pas di simpang tiga sehingga banyak orang yang buang kucing di situ, atau mungkin juga kucing-kucing memang suka bertandang kerumahku karena penghuninya ramah-ramah semua. Hehehehe. Berikut cerita kucing-kucing yang pernah hinggap dihatiku, maksudnya di rumahku...
Dari kecil, hidupku tak pernah lepas dari suatu makhluk yang bernama kucing. Tapi bukan berarti aku penyuka kucing - walaupun awalnya sedikit suka - yang punya keranjang khusus kucing yang ditaruh di kamar trus kucingnya dipeluk-peluk tiap hari. Mungkin karena rumahku berada di pas di simpang tiga sehingga banyak orang yang buang kucing di situ, atau mungkin juga kucing-kucing memang suka bertandang kerumahku karena penghuninya ramah-ramah semua. Hehehehe. Berikut cerita kucing-kucing yang pernah hinggap dihatiku, maksudnya di rumahku...
Sabtu, 28 Januari 2012
Ukhuwah (Brotherhood) in Islam
Topic
Sentence Every
Muslim around the world are bound in
a bond that
is called with ukhuwah.
Supporting
Point First of all,
ukhuwah is the
heart and soul of attachment to each other with ties Aqeedah. Ukhuwah
divided into two kinds.
Examples Ukhuwah Islamiyah (are timeless and universal because it is based on theology
and Islamic law), Ukhwah Jahiliyah is temporary in nature (limited
time and place, such
as ethnicity, nationality, etc.).
Supporting Point Then, ukhuwah have several different
levels.
Examples Ta'aruf
(know each other), tafahum (mutual understanding), ta'awun (help each other in goodness and leave
the crime).
Supporting
Point Furthermore,
there are some things
we can do in this life to strengthen the bonds ukhuwah toward others.
Examples 1. Tells
the love of our beloved
Hadith narrated by Anas bin
Malik that the Messenger
of Allah said: "There's someone in addition to the
Prophet and one of his companions passed in
front of him. People who besides
the Prophet had said: 'I love him, yes
Rasullah.' Then the Prophet replied: 'Did you tell
him? "The man replied:' Not yet. 'Then the Messenger
of Allah said:' Tell him. 'Then the person told
him saying: 'Verily I love you because of
God. "Then the people who loved
it replied:' May
God loves you because you love me because of Him."
2. Asking for prayer
if you want to split up
3. Denotes happy and smile when see
"Do not underestimate the good (whatever comes from
your brother), and if you meet with your brother then gave him a smile of
excitement. "(Muslim)
4. Shake hands when the meet (except
non-mahram)
"No two
believers who meet and shake hands unless they are forgiven their sins before
the split." (Reported by Abu Daud of Barra ')
5. Often stay in
touch (visiting relatives)
6. Giving gifts at
certain times
7. Noting him and
help him
8. Fulfilling the
rights of his brother
9. Congratulated in
moments of success
Supporting Point Moreover, ukhuwah has benefits that are
very useful for our life in this world and in the world after we die.
Examples 1. Feel how delicious the
faith
2. Getting the protection of Allah on the Day of Resurrection
3. Getting a special place in heaven
2. Getting the protection of Allah on the Day of Resurrection
3. Getting a special place in heaven
Concluding Sentence:
In conclusion, we as
Muslims must keep ukhuwah so that our lives more rewarding, both for ourselves
and for others. If not, what do we live if we do not help each other,
understand and know each other, because God created people differently so that
we can understand each other, advise each other, and cooperate with each other
to get the pleasure of Allah SWT.
Jumat, 27 Januari 2012
Final Examination at Lampuuk Beach, 14th of January 2012
Guys, salah satu memory terindahku setelah masa SMA adalah "Final di Alam Terbuka" tepatnya final bareng tamasya sama dosen SPI (Ms. Asmanidar). Nah, kami semua (Unit 3 TBA '11 IAIN Ar-Raniry) sepakat untuk final di Babah 3 Lampuuk, yaitu suatu objek wisata pantai yang sangat indah berlokasi di Banda Aceh.
Dan, tentu saja, ngak kelupaan acara bakar-bakar ayam... Yummyy...
Pokoknya, seneng banget pas pulang dari sana, kebersamaannya sungguh terasa, and diakhir acara, Ibunda Asmanidar mempersembahkan puisinya untuk anak-anak didiknya tercinta, kami. Puisinya mengharukan sekali,, daku sampai menitikkan air mata... Beliau memang seorang guru yang hebat!!! We must say much thank to her... Thank you, thank you, thank you...
Untuk semua anggota unit kami juga qami say thank you, krn jika bukan karena kalian, tak kan ada moment2 terindah seperti ini...
Tya Us, Tya Han, Naura, Huda, Halimah, Uus, Mesy, Zuhra, Muna, Nadia, Icha, Dek Yani, Naya, Mul, Erlia, Thursina, Rahmat, Seha, Syukry, Ikram, Reza, Iqbal, Haris, Munawar, Saiful, Nazli, Ali, Saddam, Ilham, Hasanuddin, Nasrullah... ^_^
Dan, tentu saja, ngak kelupaan acara bakar-bakar ayam... Yummyy...
Pokoknya, seneng banget pas pulang dari sana, kebersamaannya sungguh terasa, and diakhir acara, Ibunda Asmanidar mempersembahkan puisinya untuk anak-anak didiknya tercinta, kami. Puisinya mengharukan sekali,, daku sampai menitikkan air mata... Beliau memang seorang guru yang hebat!!! We must say much thank to her... Thank you, thank you, thank you...
Untuk semua anggota unit kami juga qami say thank you, krn jika bukan karena kalian, tak kan ada moment2 terindah seperti ini...
Tya Us, Tya Han, Naura, Huda, Halimah, Uus, Mesy, Zuhra, Muna, Nadia, Icha, Dek Yani, Naya, Mul, Erlia, Thursina, Rahmat, Seha, Syukry, Ikram, Reza, Iqbal, Haris, Munawar, Saiful, Nazli, Ali, Saddam, Ilham, Hasanuddin, Nasrullah... ^_^
Langganan:
Postingan (Atom)